Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Golongan darah pada manusia

0 komentar

I.         Judul
Golongan darah pada manusia

II.      Tujuan
  Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia

III.   Dasar Teori
*      Pengertian darah
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang membentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas ( Subowo, 1992 ).
Darah merupakan medium transport dari sistem sirkulasi. Darah tidak hanya mengangkut O2 dan CO2 ke  jaringan dan dari jaringan dan paru-paru, tetapi juga mengangkut bahan lainnya di seluruh badan, diantaranya molekul-molekul makanan (seperti gula dan asam amino), limbah metabolism (urea), ion-ion dari macam-macam garam dan hormon-hormon (Waluyo, 2006: 171).
Selain itu, darah juga unit fungsional selular pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter.
*      Komponen Darah
1.      Sel darah merah (eritrosit)
sel darah merah dan rasio perbandingan antara kedua tipe tersebut kira-kira 1:700. Proses pembentukan pada umumnya terjadi di sumsum tulang. Sebenarnya ada 5 tipe leukosit yang beredar dalam tubuh, namun berdasarkan dengan perkembangan zaman, sel-sel darah putih dibedakan Sel darah merah (eritrosit) merupakan bagian utama penyusun sel sel-sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb) yang menyebabkan darah berwarna merah. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa hemin (zat besi). Serta hemoglobin juga mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2. Sel darah merah (eritrosit) berbentuk bikonkav. Sel darah merah berguna untuk mengikat gas pernapasan dan mengangkutnya ke atau dari jaringan (alat pernapasan) (Waluyo, 2006: 171).

2.      Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih (leukosit), jumlahnya jauh lebih sedikit dari pada sel-dalam 3 jenis, diantaranya :
·         Granulosit, diantaranya neutrofil, basonofil, eosinofil dan basofil. Memiliki ciri-ciri mengandung granula, inti besar dibandingkan sitoplasma. Inti tersebut bersifat polymorphis, yaitu menggembung tidak teratur.
·         Limfosit, tidak mengandung granula, inti sangat besar dibandingkan sitoplasma, dapat berubah bentuk dan berpindah (ameboid) dari kapiler ke jaringan. Untuk kembali lagi ke peredaran darah, limfosit masuk melalui pembuluh limfe.
·         Monosit, memiliki bentuk yang lebih besar dari kedua jenis diatas, berinti besar dan tebal membentuk huruf J (Waluyo, 2006: 171).

3.      Keping-keping darah (Trombosit)
Keping darah (trombosit) merupakan fragmen-fragmen besar sel yng disebut megakariosit. Karakteristik keeping darah sebagai berikut .
·         Keping darah berukuran kecil, bentuknya tidak beraturan.
·         Keping darah tidak berinti sehingga berumur pendek.
·         Masa hidup keping darah sekitar 10-12 hari.
·         Dalam setiap mililiter darah terdapat keeping darah sekitar 200.000-400.000 butir.
·         Keping darah ini berperan ini dalam proses penggumpalan darah (Omegawati, 2010:82).

4.      Plasma darah
              Plasma darah merupakan komponen penyusun sel-sel darah yang berbentuk suatu cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Plasma darah terdiri atas berbagai macam zat makana (glukosa, asam amino, asam lemak, lemak, protein) hormon, enzim, antibodi, dan garam mineral serta air yang merupakan komponen utama yang berfungsi sebagai pelarut yang terbaik di dalam plasma darah, sehingga dapat menyebabkan darah sebagai medium transport yang efektif (Waluyo, 2006: 171).
Protein plasma terdiri atas :
·         Antihemophilic globulin
·         Tromboplastin
·         Fibrinogen
·         Albumin dan immonugen.


*      Golongan darah
Manusia memiliki perbedaan susunan protein yang terdapat dalam darahnya. Protein yang memegang peranan untuk ini adalah antigen dan aglutinin (antibodi). Antigen, protein yang terdapat dalam eritrosit, aglutinin dalam plasma. Aglutinin akan menyerang antigen darah segolongan dengan dia. Aglutinin akan yang menyerang antigen itu menyebabkan terjadinya penggumpalan (aglutinasi) (Yatim, 1990:211-212).
·      Aglutinogen
Dua jenis antigen berbeda tetapi berhubungan tipe A dan tipe B terdapat pada permukaan eritrosit berbagai orang, karena antigen ini diturunkan, seseorang dapat tidak mempunyai salah satu dari antigen ini, atau dapat mempunyai salah satu keduanya (Guyton, 1990:65).
Beberapa darah juga mengandung antibodi kuat yang secara spesifik bereaksi dengan antigen tipe A dan tipe B dalam sel, menyebabkan aglutinasi dan hemolisis. Karena antigen tipe A dan tipe B dalam sel membuat sel peka terhadap aglutinasi atigen-antigen ini dinamakan aglutinogen (Guyton, 1990:68).
·      Aglutinin
Bila aglutinogen tipe A tidak terdapat dalam sel darah merah seseorang dalam plasmanya terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti A. Apabila tidak terdapat aglutinogen tipe B dalam sel darah merah, dalam plasma terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti B (Guyton, 1996: 572).
Golongan darah O, meskipun tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutinin anti A dan anti B, golongan darah A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti B, dan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B dan aglutinin anti A. Akhirnya, golongan darah AB Mengandung kedua aglutinogen A dan B tetapi tidak mengandung aglutinin sama sekali (Guyton, 1996: 572).
Dibawah ini adalah tabel aglutinin dan aglutinogen pada penggolongan darah manusia.
Golongan
Aglutinogen
Aglutinin
A
A
B
B
B
A
AB
A dan B
-
O
-
A dan B

Golongan darah pada manusia ada 3 macam, yaitu sistem ABO, sistem MN dan sistem rhesus.
1.    Sistem ABO
Sistem ABO yang sering digunakan yaitu ditemukan oleh K. Landsteiner pada tahun 1900, menggolongkan darah manusia menjadi 4 macam diantaranya :
§  Golongan darah A, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan serumnya dapat membuat aglutinin (beta)
§  Golongan darah B, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen B dan serumnya dapat membuat aglutinin (alfa)
§  Golongan darah AB, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi serumnya tidak dapat membuat aglutinin
§  Golongan darah O, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinigen, tetapi serum darahnya dapat membuat aglutinin alfa dan aglutinin beta. (Waluyo,2010:173)
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
1.      Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2.      Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.
3.      Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4.      Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. (Winotasara,1993:53)
2.    Sistem MN
Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Levine telah menemukan golongan darah sistem MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen N pada sel darah merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
§  Golongan darah M, mengandung antigen M
§  Golongan darah N, mengandung antigen N
§  Golongan darah MN, mengandung antigen M dan antigen N.
(Waluyo,2010:174)
3.    Sistem Rhesus
Pada sistem Rhesus dikenal 2 jenis darah yaitu Rhesus + dan Rhesus -. Rhesus + mengandung antigen faktor Rhesus dalam eritrositnya, tak ada aglutininnya dalam plasma. Sedangkan orang yang berjenis Rhesus – tak mengandung antigen faktor Rhesus, juga tak mengandung aglutininnyadalam plasma. Kalau donor Rh+, resipien Rh- tak terjadi penggumpalan karena pada darah resipien itu tidak ada aglutininnya. Kalau donor Rh-, resipien Rh+ juga tak terjadi penggumpalan karena tak ada aglutinin resipien dan tak ada antigen donor yang harus digumpalkan. (Yatim,1987:213)
*      Fungsi penggolongan darah :
1. Penting untuk proses transfusi darah
2. Penting untuk penyelidikan golongan darah
( Juprimalino, 2012 )
*      Fungsi darah
Fungsi darah pada tubuh manusia yaitu :  
a.       Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
b.        Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
c.        Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
d.        Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
e.        Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
f.        Menjaga suhu temperatur tubuh
g.       Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
h.       Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.


IV.  Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Mikroskop
b.      Tusuk gigi
c.       Pinset
d.      Pensil
e.       Lenset/jarum steril
f.       Gelas obyek
2.      Bahan
a.       Serum A dan B
b.      Alkohol 70 %
c.       Kapas
d.      Darah segar manusia


V.      Langkah Kerja


 

















VI.        Hasil Pengamatan
Data kelas golongan darah
Kelompok
Nama
Golongan darah
1
Qiqim
A
2
Tomy
A
3
Oke
A
4
Silvia
B
5
Rizka
A


VII.      Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan uji golongan darah pada manusia dengan meneteskan atau menambahkan sedikit serum A dan serum B pada darah perwakilan kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah yang dimiliki oleh perwakilan kelompok sesuai dengan sistem ABO.
Dari hasil percobaan kami memperoleh data sebagai berikut :
·      Kelompok 1 memiliki golongan darah A.
Golongan darah A saat dilakukan pengujian akan terjadi penggumpalan pada darah yang diberi antiserum A. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
·      Kelompok 2 memiliki golongan darah A
Golongan darah A saat dilakukan pengujian akan terjadi penggumpalan pada darah yang diberi antiserum A. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
·      Kelompok 3 memiliki golongan darah A
Golongan darah A saat dilakukan pengujian akan terjadi penggumpalan pada darah yang diberi antiserum A. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

·      Kelompok 4 memiliki golongan darah
Golongan darah B saat dilakukan pengujian golongan darah terjadi penggumpalan pada darah yang diberi antiserum B. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
·      Kelompok 5 memiliki golongan darah A
Golongan darah A saat dilakukan pengujian akan terjadi penggumpalan pada darah yang diberi antiserum A. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
              Di dalam plasma darah terdapat antibodi yang disebut aglutinin. Aglutinin merupakan antibodi yang bereaksi dengan antigen dan terdapat pada permukaan sel darah merah. Sesuai jenis aglutinogen, ada dua jenis aglutinin yaitu aglutinin α (anti-A) dan aglutinin β (anti-B). Jika kedua aglutinin ini bereaksi dengan antigen, sel darah merah akan menggumpal satu sama lain atau mengalami lisis. Proses yang demikian dinamakan aglutinasi (penggumpalan darah). Ahli ilmu tentang kekebalan tubuh (imunologi) berkebangsaan Austria, Karl Landsteiner (1868-1943), mengelompokkan golong-an darah manusia menjadi golongan darah A, B, AB dan O atau 0 (nol).
              Antigen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam proses produksi antibodi. Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Antigen dibagi menjadi 2, yaitu antigen A dan antigen B. Antigen A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan antigen B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O.
Di dalam darah serum adalah komponen yang bukan berupa sel darah, merupakan plasma darah tanpa fibrinogen dan juga bukan faktor koagulasi. Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi eksogenus. Sehingga kandungan serum tersebut dapat menggumpalkan darah. Serum A berwarna biru sedangkan serum B berwarna kuning.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut diberi serum anti A, darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut diberi serum anti B, darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat aglutinogen anti A.
Dikatakan bergolongan darah AB, karena setelah darah tersebut di beri serum anti A dan anti B mengalami aglutinasi. Hal ini dikarenakan di dalam sel darah merahnya mengandung anti A maupun anti B di dalam plasmanya sehingga serum darahnya  dapat menggumpalkan serum anti A dan anti B.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi. Hal ini dikarenakan didalam sel darah merahnya tidak mengandung anti A maupun anti B di dalam plasmanya (aglutinogen) sehingga serum darahnya tidak dapat menggumpalkan serum anti A maupun anti B.
Mekanisme penggumpalan darah dapat dijelaskan sebagai berikut: aglutinin A dan aglutinin B di dalam plasmanya (serum) bersifat bivalen atau polivalen, yaitu pada saat yang sama setelah diteteskan pada sel darah merah dapat mengikat dua atau lebih sel darah merah sekaligus ,sehingga dapat menyebabkan  penggumpalan pada sel darah merahnya. Misalnya, probandus dengan golongan darah A mengalami penggumpalan pada darah yang ditetesi anti A karena individu dengan A pada sel darah merahnya memiliki anti B pada plasmanya sehingga didalam plasma individu tersebut, anti A bereaksi spesifik terhadap antibodi pada anti B sehingga terjadi penggumpalan.


VIII.   Penutup
Kesimpulan
Ø  Terdapat 4 golongan darah pada sistem ABO, yaitu golongan darah A, B, O dan AB. Dalam system ABO terdapat dua  jenis zat sel darah pada eritrosit yaitu zat sel darah A dan B, serta dua macam plasma, yaitu anti A dan anti B.
Ø  Kombinasi yang mungkin terjadi antara zat sel darah dan plasmanya  yaitu:
·           Individu dengan A pada sel eritrositnya, memiliki anti B pada  plasmanya
·           Individu dengan B pada sel eritrositnya, memiliki anti A pada  plasmanya
·           Individu dengan A dan B pada sel eritrositnya, tidak memiliki anti A dan  anti B pada  plasmanya
·           Individu tidak terdapat  A dan B pada sel eritrositnya, memiliki anti A dan anti B pada  plasmanya
Ø  Fungsi penggolongan darah, yaitu untuk proses transfusi darah dan penyelidikan golongan darah.

Saran
Sebaiknya sebelum praktikum di mulai, alat-alat yang di butuhkan telah dipersiapkan terlebih dahulu di meja praktikum agar dapat menghemat waktu.  Selain itu peralatan praktikum yang digunakan baik kondisinya serta tidak lupa membersihkan peralatan praktikum yang telah digunakan dan para probandus jangan  panik saat darah mulai keluar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


Daftar Pustaka

Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Terjemahan. Jakarta: Kedokteran EGC
Juprimalino. 2012. Golongan Darah Manusia. ( 14 November 2012 ).
http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/ golongan-darah-manusia-.html
Omegawati, Wigati. 2010. Biologi Umum. Klaten: Intan Pariwara
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: University Press
Waluyo,Joko.2010. Biologi Umum. Jember : unej
Winotasara dkk. 1993. Biologi Umum. Jakarta : Depdikbud
Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Nistologi. Bandung: Tarsito


0 komentar: