Difusi dan Osmosis
I.
Judul
Difusi
dan Osmosis
II. Tujuan
Untuk
memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan osmosis
III. Dasar
Teori
·
Pengertian Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah baik
melalui selaput pemisah maupun tidak dan tanpa menggunakan energi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat
laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi
dalam udara. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien
konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas
secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan
konsentrasi. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi
ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan molekul yang diam
dari solid atau fluida (Uwie 2010: 1).
·
Mekanisme Difusi
Difusi
melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi
sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion). Difusi melalui membrane berlangsung karena molekul
-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam
lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara
langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon
steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam
lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul
anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul
kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran
melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran,
semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter
lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu,
molekul–molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam
– garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi
memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi
difasilitasi, yaitu pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan
protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein
transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan
ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter
yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein
transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein
transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung,
sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan
glukosa untuk diubah menjadi energi.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang
tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya
adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan
difusi khusus. Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau
molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Difusi khusus terjadi
ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar
dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur
kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel.
Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati
membran plasma dengan mudah (Uwie 2010: 1).
Gambar
diatas adalah contoh peristiwa difusi, namun di sana tidak nampak adanya membran
semipermeabel yang perpindahannya dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah.
Peristiwa
difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup tumbuhan. Karbon
dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan
dari udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh
tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari
dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral
di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2
di udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO2 di
udara lebih tinggi daripada di dalam sel tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat
berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika konsentrasi O2 dalam tubuh
tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991:
185).
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi
difusi
a.
Ukuran partikel.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
b.
Ketebalan membran.
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c.
Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d.
Jarak. Semakin besar
jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
e.
Suhu. Semakin tinggi
suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka,
semakin cepat pula kecepatan difusinya.
·
Pengertian Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan
gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi
dapat dihambat secara buatan dalam air yang jernih dibandingkan
semuanya yang sangat pekat berfungsi diamatinya bersama diangkat ditanah
bertinggi (Pratiwi 2006: 212).
Dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk
ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
Osmosis
merupakan suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat
menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent”
(biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute”
tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini
menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip
atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah
konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah
daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah osmotik ke sebuah daerah
“solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik
Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi
melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan
“solvent” murni dari sisi satunya. Proses ini telah digunakan untuk mengolah
air laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an. Imbibisi merupakan
penyerapan air oleh imbiban. Contoh: penyerapan air oleh benih. Proses awal
perkecambahan. Benih akan membesar, kulit benih pecah, berkecambah. Ditandai
oleh keluarnya radikula dalam benih (Pratiwi 2006: 213).
·
Mekanisme Osmosis
Jika di dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang
terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka
air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju
larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi,
pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju
kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel.
Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis. Sedangkan larutan
yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis.
Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih
rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis. Difusi dan osmosis adalah termasuk transport pasif
artinya transport yang tidak memerlukan energi (ATP). ( Rahmawati, Zuliana.
2010 )
Gambar
tersebut adalah contoh dari peristiwa osmosis dimana 2 sel yang masing-masing
memiliki membran plasma dan pada gambar tersebut terjadi perbedaan konsentrasi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi osmosis :
a.
Ukuran molekul yang meresap:
Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap
dengan lebih mudah.
b.
Keterlarutan lipid: Molekul
yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul
yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
c.
Luas permukaan membran: Kadar
resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk
resapan adalah lebih besar.
d.
Ketebalan membran: Kadar
resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya.
Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran
yang tipis adalah lebih cepat.
e.
Suhu: Pergerakan molekul
dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang
tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
IV. Alat
dan Bahan
1. Alat
:
a.
Cawan petri
b.
Skalpel/pisau potong
c.
Gelas ukur
2. Bahan
:
a.
Kentang atau wortel
b.
Garam dapur halus
c.
Air
V. Langkah
Kerja
VI.
Hasil Pengamatan
Kelompok
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Keadaan
Kentang
|
1 dan
2
|
Kentang
dan garam
|
20 ml
|
15 ml
|
Lunak
|
Kentang
|
20 ml
|
20 ml
|
Tetap
keras
|
|
3 dan
4
|
Kentang
dan garam
|
20 ml
|
15 ml
|
Lunak
|
Kentang
|
20 ml
|
20 ml
|
Keras
|
|
5 dan
6
|
Kentang
dan garam
|
20 ml
|
15 ml
|
Lembek
|
Kentang
|
20 ml
|
20 ml
|
Keras
|
VII.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai peristiwa difusi dan
osmosis. Difusi adalah proses pergerakan acak partikel-pertikel gas, cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah. Sedangkan osmosis
adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeable. Dalam melaksanakan
praktikum ini kami menggunakan sample kentang sebagai indikator dan bahan utama
untuk mengetahui adanya peristiwa difusi dan osmosis. Dari hasil percobaan yang
kami amati adalah sebagai berikut.
·
Kelompok 1 mengamati
kentang yang diberi garam. Volume awal airnya 20 ml dengan keadaan kentang
keras. Setelah di diamkan di air selama 30 menit, volume airnya berkurang
menjadi 15 ml dengan keadaan kentang yang lunak.
·
Kelompok 2 mengamati
kentang saja. Volume awal airnya 20 ml dengan keadaan kentang keras. Setelah di
diamkan dalam air selama 30 menit, volume airnya tetap atau tidak mengalami
penurunan dengan keadaan kentang yang tetap keras.
·
Kelompok 3 mengamati
kentang yang diberi garam. Volume awal airnya 20 ml dengan keadaan kentang
keras. Setelah di diamkan di air selama 30 menit, volume airnya berkurang
menjadi 15 ml dengan keadaan kentang yang lunak.
·
Kelompok 4 mengamati
kentang saja. Volume awal airnya 20 ml dengan keadaan kentang keras. Setelah di
diamkan dalam air selama 30 menit, volume airnya tetap atau tidak mengalami
penurunan dengan keadaan kentang yang tetap keras.
·
Kelompok 5 mengamati
kentang yang diberi garam. Volume awal airnya 20 ml dengan keadaan kentang
keras. Setelah di diamkan di air selama 30 menit, volume airnya berkurang
menjadi 15 ml dengan keadaan kentang yang lembek.
·
Kelompok 6 mengamati
kentang saja. Volume awal airnya 20 ml dengan keadaan kentang keras. Setelah di
diamkan dalam air selama 30 menit, volume airnya tetap atau tidak mengalami
penurunan dengan keadaan kentang yang tetap keras.
Dari data
tersebut dapat diketahui sebagai peristiwa osmosis. Kentang yang terendam air
dan cekungannya diberi garam, maka garam tersebut akan larut dalam air karena
dimana air yang ada dalam cawan petri merembes melalui membran yang dalam hal
ini membrannya adalah kentang, menuju ke larutan garam yang
ada dalam cekungan kentang . Kentang bertindak sebagai membran selektif
permeabel yang memisahkan dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dimana
dia dapat dilalui oleh air dan zat yang larut di dalamnya. Karena proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang
hipertonik, maka air berpindah dari molekul larutan yang mempunyai potensial
air tinggi dimana dalam hal ini yang berperan adalah air di luar kentang menuju larutan yang potensial airnya rendah
yang dalam hal ini adalah larutan garam yang ada dalam kentang. Berdasarkan
peristiwa osmosis yang terjadi tersebut, maka air yang ada dalam cawan petri
menjadi berkurang karena masuk ke dalam larutan garam di kentang yang
berkonsentrasi air rendah.
Kentang yang
mengalami peristiwa osmosis akan mengalami perubahan pada strukturnya yaitu
yang semula keras akan menjadi lembek. Hal itu disebabkan karena air yang ada
di luar kentang akan masuk ke dalamnya sehingga kentang yang kaku dimana hal ini
bisa dikatakan bahwa kandungan air dalam kentang masih sedikit akan menjadi
lembek karena kandungan air dalam kentang bertambah yang menyebabkan garam
dalam cekungannya menjadi larut oleh perembesan air dari luar tadi. Pemberian
garam pada cekungan kentang dimaksudkan untuk membedakan konsentrasi antara
larutan di dalam dan di luar membran sehingga peristiwa osmosis dapat terjadi.
Selain itu, perbedaan konsentrasi juga sangat
mempengaruhi terjadinya osmosis, dimana semakin besar konsentrasi cairan dalam
sel, memungkinkan keseimbangan konsentrasi cairan di dalam dan luar sel
bergerak lambat (Slow Liquid Removed). Luas
permukaan membrane juga mempengaruhi peristiwa osmosis karena resapan menjadi lebih cepat jika
luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar, begitu
pula sebaliknya.
VIII. Penutup
8.1
Kesimpulan
·
Difusi adalah peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah baik
melalui selaput pemisah maupun tidak dan tanpa menggunakan energi.
·
Osmosis adalah
perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah
melalui membran semipermeabel yang dalam praktikum ini ditunjukkan oleh kentang
yang cekungannya diberi garam.
·
Faktor-faktor yang
mempengaruhi difusi : Ukuran partikel, ketebalan membran, luas suatu area,
jarak dan suhu.
·
Faktor-faktor yang
mempengaruhi osmosis : Ukuran molekul yang meresap, keterlarutan lipid, luas permukaan membrane, ketebalan membrane dan suhu.
8.2
Saran
Sebaiknya
sebelum melaksanakan praktikum para praktikan memahami materi yang akan diujikan agar kegiatan
praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar dan dalam melaksanakan
praktikum ini lebih teliti lagi agar hasil yang didapat sesuai dengan teori. Selain
itu alat yang ada dilaboratorium di sediakan sesuai dengan jumlah kelompok
praktikan agar tidak terjadi pergantian alat sehingga dapat mengefiensi waktu.
Daftar
Pustaka
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi
Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Pratiwi. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Rahmawati, Zuliana. 2012. 50 Reaksi Biologi. Jakarta: Nectar.
Uwie. 2010. Anonim. 2004. Difusi Osmosis dan Plasmolisis. http://www.e-dukasi.net. (diakses pada tanggal 19 November 2013 Pukul 08.00 am
.
0 komentar: